Penyerentakan birahi diperlukan agar perkawinaan dapat dilakukan serentak sehingga pemanfaatan pejantan dapat dilakukan secara optimal, saat kebuntingan dapat terjadi dengan serentak sehingga manajemen pakan jadi seragam, dan yang paling penting saat beranak menjadi serentak sehingga panen pun dapat dilakukan secara serentak. Dengan demikian terjadi suatu efisien tenaga kerja dan keperluan kandang beranak dan kandang pembesaran. Di Indonesia birahi pada domba terjadi setiap 16-17 hari sekali sepanjang tahun. Tidak seperti halnya di negara empat musim birahi pada domba hanya terjadii setahun sekali pada saat usim bunga. Penyerentakan birahi dapat dilakukan secara hormonal memanfaatkan preparat hormon progestagen” dapat dalam bentuk spons ataupun “intravaginal device” yang disebut CIDR. Namun kedua preparat hormon tadi tidak tersedia di pasar Indonesia perlu diimpor dari Australia, New Zealand, Amerika atau dari Eropa, dengan demikian harganya menjadi sangat mahal untuk peternakan Indonesia. Untuk kondisi iklim Indonesia penyerentakan birahi pada domba dapat juga dilakukan secara alami. Teknologi yang dilakukan sangat mudah dan murah dapat dilakukan oleh siapapun juga yang mencintai ternak.
PENYIAPAN BETINA
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal perlu dilakukan pemilihan betina-betina yang subur dan sehat. Domba yang subur ditandai dengan bentuk yang normal dari tubuhnya maupun alat kelamin serta ambingnya. Kalau domba betina itu seekor betina muda maka berat hidupnya haruslah tidak kurang dari 19 kg. hal ini diperlukan agar pada saat kawin tubuh domba telah dewasa dan semua organ reproduksinya telah siap untuk menerima kebuntingan. Domba yang baru saja menyapih anaknya, juga dapat dimasukan dalam kelompok ini. Walaupun ada kecendrungan pejantan untuk memilih betina yang lebih dewasa. Kalau umlah domba cukup banyak sebaiknya memang dipisahkan antara domba betina muda dengan domba betina dewasa. Kumpulkan dalam satu kelompok sekitar 20 ekor ternak betina dalam kandang tanpa penyekat dengan ukuran luas sekitar 20 m2 ( 4x5 m2 atau 3x6 m2 ). Biarkan domba ini dalam kandang tanpa pejantan sekitar satu bulan, dan beri makan secara cukup dan baik. Kira-kira empat bagian rumput dua bagian dedaunan. Bila hal ini terlihat domba menjadi lebih gemuk dan bulunya tampak lebih bersih dan berkilau.
PENYIAPAN PEJANTAN
Untuk perkawinan ini diperlukan pejantan yang sehat dan subur serta agresif. Perlu dilakukan pemeriksaan terhadap organ reproduksi pejantan meliputi testis yang besar dan bentuknya sama antara buah pelir kiri dan kanan serta mempunyai penis yang kokoh dan normal. Kaki kokoh dan tidak cacat. Pejantan ini bila didekatkan dengan betina dia tidak terlihat sangat agresif. Pejantan ini harus diberi makan yang cukup baik agar dapat melaksanakan tugasnya mengawini banyak betina (kurang lebih 20 ekor betina). Letakan pejantan ini dikandang yang jauh dari kandang betina yang akan dikawinkan. Kurang lebih 30 m jauhnya, sehingga memungkinkan dititipkan di kandang tetangga.
MASA PERKAWINAN
Betina yang normal masa birahinya bersiklus setiap 15-17 hari. Satukan pejantan yang telah disiapkan dengan betina yang juga telah disiapkan selama 2 siklus birahi. Pada hari pertama penyatuan antara betina dan pejantan ini, biasanya pejantan sangat agresif mengejar betina. Sementara biasanya betina belum ada yang birahi. Biarkan saja hal tersebut terjadi. Biasanya pada hari ketiga betina mulai tampak ada yang birahi dan mengejar-ngejar pejantan. Makanan pada saat ini harus cukup dan baik agar tidak ada ternak yang kelaparan dan kekurangan makan karena konsentrasi ternak terhadap makanan biasa kurang pada saat ini. Dengan demikian perlu upaya khusus agar makanan tetap ada dalam tempat makanannya. Setelah hari ke 34, ternak jantan dapat dikeluarkan, ditukarkan dengan pejantan tetangga yang sama baiknya. Kalau saat itu harga ternak baik dapat juga ternak ini dijual. Namun berarti untuk keperluan perkawinan yang akan datang kita perlu mencari lagi pejantan lain yang lebih baik.
PERAWATAN SELAMA KEBUNTINGAN
Dengan sistem penyerentakan birahi ini, umur kebuntingan kelompok ternak ini akan relatif sama, sehingga fase fisiologisnya juga sama. Dengan demikian perawatan selama kebuntingan menjadi lebih mudah karena kebutuhan pakan baik kualitas maupun kuantitas antara individu ternak yang satu dengan yang lainnya relatif sama. Pada saat kebuntingan induk memerlukan tingkat protein yang lebih tinggi. Untuk itu saat ini perlu diberikan 3 bagian rumput dan tiga bagian dedaunan . berat tubuh induk harus terus bertambah pada saat kebuntingan ini. Masa kebuntingan seekor ternak domba adalah sekitar 150 hari. Sekitar 6 minggu sebelum beranak kualitas pakan harus lebih ditingkatkan lagi. Untuk itu perlu ditambah dengan biji-bijian atau dedak padi sebanyak 2-3 gelas per ekor per hari. Pada saat ini ternak yang tidak bunting sudah dapat terlihat jelas. Dengan demikian ternak-ternak yang tidak bunting ini dikeluarkan dari kelompok ini. Beri pakan yang lebih rendah kualitasnya agar tidak terjadi pemborosan atau dapat juga dijual.
PERAWATAN SELAMA KELAHIRAN
Sekitar 150 hari setelah ternak dikawinkan maka kelompok ternak ini akan mulai menunjukan tanda-tanda kelahiran yaitu vulva membengkak mengeluarkan cairan bening yang kental, ternak mulai gelisah dan menggaruk-garuk lantai. Pada saat ini perlu perhatian khusus, untuk membantu apabila ada ternak yang mengalami kesulitan kelahiran, atau induk yang tidak mau menyusui anaknya. Ternak yang sudah beranak segera masukan ke dalam sekat dengan luas 1 x 1 m2, agar induk dan anak mempunyai hubungan khusus, tidak terganggu oleh induk lainnya. Biarkan dalam kandang bersekat ini selama tiga hari. Beri pakan secukupnya. Setelah tiga hari dapat digabungkan kembali dengan ternak lainnya.
PERKAWINAN KEMBALI SETELAH BERANAK
Setelah anak disapih dari induknya, ternak betina ini perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitas pakannya. Hal ini perlu dilakukan untuk mempersiapkan indukinduk ini untuk dikawinkan kembali. Seperti pada musim perkawinan yang lalu betina-betina ini kembali dikelompokan dalam satu kelompok termasuk betinabetina yang gagal bunting pada musim perkawinan yang lalu. Setelah dua minggu dalam kondisi pakan istimewa ini masukan pejantan biarkan selama 2 siklus birahi (34 hari). Demikian kegiatan ini dilakukan berulang seperti yang telah dilakukan pada musim perkawinan yang lalu.
KEUNTUNGAN PERKAWINAN DENGAN PENYERENTAKAN BIRAHI
Seperti telah kita perhatikan dengan seksama, untuk suksesnya suatu kegiatan pengembangan ternak domba diperlukan tahap-tahap yang runut. Sederhana, tetapi kalau tidak terencana dengan baik, tidak ada penyerentakan birahi, ternak kita dapat kawin kapan saja dan beranak kapan saja. Hal ini akan menyulitkan
manajemen, perkawinan,manajemen pakan, manajemen kebuntingan, manajemen kelahiran sapih dan penjualan ternak yang tidak terprediksi jumlah maupun waktunya. Dengan sistem penyerentakan birahi ini kita dapat merencanakan kapan dan berapa jumlah ternak yang akan kita jual. Kapan dibutuhkan pakan dan berapa jumlahnya dan bagaimana kualitasnya. Apabila hal ini dilakukan dengan cara berkelompok dalam satu desa, akan lebih baik lagi. Dalam penjualan ternak kita akan dapat lebih hemat dalam biaya produksi karena dilakukan secara massal. Jumlah produksi ternak pun dapat direncanakan dengan baik, sehingga tidak ada kelebihan produksi di suatu saat dan kekurangan produksi di saat yang lain.
Posting Komentar